Home / Politik / Hansi Flick dan Ujian Berat Musim Kedua di Barcelona

Hansi Flick dan Ujian Berat Musim Kedua di Barcelona

Hansi Flick dan Ujian nikmati segala jenis berita bola terlengkap hanya di ONG39

ONG39: Hansi Flick dan Ujian: Johan Cruyff pernah berkata, masa kedua seorang pelatih di sebuah klub adalah fase yang paling sulit. Tekanan semakin besar, ekspektasi melambung tinggi, sementara ruang untuk melakukan kesalahan semakin sempit.

Kini, giliran Hansi Flick berada di titik tersebut bersama Barcelona. Pada musim perdananya, Flick sukses membawa Blaugrana meraih treble domestik—sebuah prestasi yang membangkitkan kembali optimisme publik Camp Nou.

Namun, seperti yang pernah dialami Frank Rijkaard, musim kedua sering kali menjadi momen penentu: apakah proyek ini akan naik ke level lebih tinggi atau justru mengalami stagnasi. Dengan skuad yang lebih kuat, mental pemain yang teruji, serta ambisi besar di Liga Champions, Barcelona tampak siap bersaing. Meski demikian, masalah defensif dan dinamika ruang ganti tetap menjadi bayang-bayang yang harus diantisipasi.

Berita sebelumnya:Duel Sengit El Clasico 2025/2026: Real Madrid Bertekad Hentikan Dominasi Lamine Yamal

Pelajaran dari Masa Rijkaard: Mampukah Flick Mengulang Pola Sukses?

ONG39: Rijkaard memulai era baru Barcelona pada 2003 dengan finis kedua di La Liga. Di musim keduanya, setelah kedatangan Samuel Eto’o dan Deco, ia mempersembahkan gelar domestik sebelum akhirnya menjuarai Liga Champions 2005–06.

Kini, Flick menghadapi situasi serupa. Treble domestik di musim debut menjadi modal besar, tetapi musim kedua menuntut lebih dari sekadar konsistensi.

Skuadnya terlihat lebih matang, diperkuat oleh Marcus Rashford di lini serang dan Joan Garcia di pertahanan. Semangat tim juga tampak lebih solid dibanding musim lalu. Kekalahan dari Inter Milan di semifinal Liga Champions masih membekas, menjadi bahan bakar motivasi untuk kembali ke puncak Eropa.

Hansi Flick dan Ujian: Masalah Defensif: PR Terbesar Flick

ONG39: Secara statistik, Barcelona bukanlah tim dengan pertahanan terburuk musim lalu—mereka kebobolan 39 gol di La Liga. Namun, di laga-laga krusial seperti semifinal Liga Champions kontra Inter, kelemahan lini belakang terlihat jelas. Bahkan, Benfica dan Dortmund sempat mencetak empat gol dalam satu pertandingan melawan mereka.

Flick dikenal gemar memainkan garis pertahanan tinggi, gaya yang mengandalkan pressing agresif. Namun, kepergian Inigo Martinez, salah satu pilar penting, membuat lini belakang butuh solusi baru. Ronald Araujo dan Andreas Christensen diproyeksikan menjadi duet utama, walau keduanya masih harus membuktikan konsistensinya.

Flick juga berusaha memulihkan kepercayaan diri Araujo yang sempat mengalami penurunan performa musim lalu. Dengan pendekatan man-management khasnya, pelatih asal Jerman itu berharap sang bek Uruguay bisa kembali ke level terbaik.

Manajemen Pemain: Senjata Utama Flick

ONG39: Salah satu kekuatan terbesar Flick adalah kemampuannya memaksimalkan potensi pemain. Marc Bernal, yang musim lalu cedera parah, tetap mendapat perhatian khusus. Flick bahkan memberinya buku motivasi untuk mempercepat proses pemulihan.

Kisah serupa dialami Gavi dan Eric Garcia. Gavi, yang pulih dari cedera ACL, kini tampil impresif di pramusim. Sementara Garcia—nyaris hengkang pada Januari lalu—justru kembali dipercaya sebagai pilihan utama di lini pertahanan.

Di lini depan, Robert Lewandowski masih menjadi tumpuan meski usianya tidak muda lagi. Dengan Ferran Torres dan Rashford sebagai opsi rotasi, Barcelona berharap bisa mengurangi ketergantungan pada sang striker Polandia.

Berita selanjutnya:Konflik Trump vs Putin: Dua Lokomotif Kencang yang Bisa Tabrakan

Siapkah Barcelona Jadi “Paket Lengkap”?

ONG39: Dari sisi kualitas pemain, Barcelona musim ini jauh lebih siap dibanding tahun lalu. Namun, faktor eksternal seperti registrasi pemain dan kembalinya Camp Nou sebagai markas utama bisa memengaruhi ritme permainan.

Flick sejauh ini berhasil mengelola entorno—tekanan eksternal khas Barcelona—berkat struktur komunikasi baru di klub. Hal ini memberinya ruang lebih besar untuk fokus pada taktik dan pengembangan tim.

Para penggemar punya alasan untuk optimistis. Barca belum pernah terlihat sekompak ini dalam beberapa tahun terakhir. Jika Flick mampu melewati musim kedua dengan gemilang, bukan tidak mungkin era keemasan baru akan lahir di Camp Nou.

Tagged:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *