BANYUWANGI, Indonesia 11 Juli 2025

Suasana duka yang mendalam masih menyelimuti Pelabuhan Ketapang di Banyuwangi dan Gilimanuk di Bali, pasca tenggelamnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya di Selat Bali dua hari lalu. Tragedi maritim ini telah menyisakan luka mendalam bagi keluarga korban dan menjadi perhatian serius bagi otoritas terkait. Di tengah operasi pencarian yang terus berlangsung tanpa henti, tim Disaster Victim Identification (DVI) Kepolisian Daerah Jawa Timur hari ini berhasil mengidentifikasi tiga lagi jenazah korban, memberikan kepastian yang menyakitkan namun sangat dinantikan bagi keluarga yang menanti kabar dari orang-orang terkasih mereka. Proses identifikasi ini menjadi titik terang di tengah kegelapan, meskipun setiap nama yang teridentifikasi membawa serta kisah pilu kehilangan.

Proses Identifikasi di Posko Post-mortem: Kerja Keras Tim DVI

Di ruang jenazah RSUD Blambangan, Banyuwangi, yang telah difungsikan sebagai pusat komando DVI, kerja identifikasi berjalan tanpa henti sejak insiden terjadi. Tim yang terdiri dari dokter forensik, ahli odontologi forensik, ahli antropologi forensik, dan petugas kepolisian bekerja siang dan malam untuk mencocokkan data ante mortem (data sebelum kematian) yang dikumpulkan dari keluarga korban dengan data post-mortem (data setelah kematian) dari jenazah yang ditemukan. Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Jatim, Kombes Pol. dr. Erwin Zainul Hakim, mengumumkan bahwa tiga jenazah yang berhasil diidentifikasi adalah seorang laki-laki dewasa, seorang perempuan dewasa, dan seorang anak laki-laki. Identifikasi ini dilakukan dengan metode ilmiah yang ketat untuk memastikan akurasi.

“Identifikasi berhasil dilakukan melalui rekonsiliasi data primer dan sekunder. Satu korban teridentifikasi melalui sidik jari yang cocok dengan data e-KTP, sementara dua lainnya teridentifikasi melalui catatan medis gigi dan properti pribadi yang dikonfirmasi langsung oleh pihak keluarga,” jelas dr. Erwin. Ia menambahkan bahwa proses ini memerlukan ketelitian tinggi untuk menghindari kesalahan, mengingat kondisi jenazah yang mungkin sudah tidak utuh atau sulit dikenali. Dengan tambahan ini, total sudah 7 dari 12 korban meninggal yang berhasil diidentifikasi, menyisakan 5 korban lainnya yang masih dalam proses pencarian dan identifikasi. Setiap identifikasi yang berhasil membawa sedikit kelegaan bagi keluarga, meskipun diiringi dengan kesedihan yang tak terhingga.

Proses ini menjadi momen yang sangat emosional bagi para keluarga yang telah menunggu kabar selama berhari-hari. Tangis pecah saat nama-nama korban diumumkan dan keluarga diizinkan untuk melihat jenazah untuk terakhir kalinya sebelum mengurus pemulangan ke kampung halaman masing masing. Dukungan psikologis juga diberikan kepada keluarga korban untuk membantu mereka melewati masa sulit ini.

Operasi SAR Gabungan dan Penyelidikan KNKT: Upaya Menyeluruh

Operasi SAR gabungan di Selat Bali terus berlangsung. Fokus utama adalah mencari 5 penumpang yang hilang.. Harapannya mereka ditemukan dalam kondisi selamat meski waktu berjalan. Tim SAR menggunakan kapal, perahu karet, dan helikopter untuk pencarian. Pencarian dilakukan di area luas di Selat Bali yang arusnya kuat. Cuaca dan arus laut menjadi tantangan bagi tim SAR. Meski sulit, tim tetap berkomitmen mencari hingga semua korban ditemukan.

Pencarian Korban dan Rencana Evakuasi Bangkai Kapal: Tantangan Bawah Laut

Kepala Kantor SAR Denpasar, I Nyoman Sidakarya, bilang tim penyelam sudah turun. Mereka memeriksa korban yang mungkin terperangkap di bangkai kapal. Bangkai kapal kini berada di kedalaman sekitar 40 meter.

“Kondisi arus bawah laut menjadi tantangan utama bagi tim penyelam. Kami memprioritaskan keselamatan tim sambil berupaya maksimal mencari korban,” ujarnya. Penyelaman di kedalaman tersebut memerlukan peralatan khusus dan keahlian tinggi, mengingat risiko yang ada. Pihak berwenang merencanakan pengangkatan bangkai kapal untuk investigasi lebih lanjut. Tujuannya memastikan tidak ada korban yang masih terperangkap di dalam kapal. Proses ini akan memakan waktu dan sumber daya cukup besar. Namun, langkah ini penting untuk mengetahui penyebab kecelakaan dan mencegah kejadian serupa

Investigasi Awal Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT): Mencari Akar Masalah

Secara paralel, tim dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah memulai investigasi untuk mengungkap penyebab pasti tragedi ini. Investigator KNKT telah mengumpulkan data manifes kapal, mewawancarai sejumlah penumpang selamat dan awak kapal yang berhasil diselamatkan. Saksi mata bilang kapal oleng beberapa kali sebelum terbalik dan tenggelam cepat. Dugaan awal karena kelebihan muatan atau pergeseran kargo kendaraan di dek. Dugaan ini akan menjadi fokus utama investigasi, dengan menganalisis data muatan kapal, kondisi cuaca saat kejadian, serta riwayat perawatan kapal.

Namun, Ketua Sub-Komite Investigasi Kecelakaan Pelayaran KNKT, Capt. Nurcahyo Utomo, menegaskan bahwa kesimpulan baru bisa ditarik setelah semua data, termasuk rekaman dari Voyage Data Recorder (VDR) kapal, berhasil dianalisis. “Kami tidak akan berspekulasi. Investigasi kami bertujuan untuk mencari akar penyebab kecelakaan demi mencegah kejadian serupa terulang, bukan untuk mencari siapa yang salah,” tegasnya. Pernyataan ini menekankan independensi KNKT dalam melakukan investigasi dan fokus mereka pada peningkatan keselamatan transportasi. Tragedi KMP Tunu Pratama Jaya ini kembali menjadi tamparan keras bagi dunia keselamatan pelayaran Indonesia, menyoroti perlunya peningkatan pengawasan dan penegakan standar keselamatan. Menteri Perhubungan telah memerintahkan pembekuan sementara izin operasi perusahaan pemilik kapal dan audit keselamatan menyeluruh terhadap seluruh armada penyeberangan di rute-rute padat nasional. Langkah-langkah ini diharapkan dapat mencegah terulangnya tragedi serupa di masa depan dan meningkatkan kepercayaan publik terhadap transportasi laut di Indonesia.